" PEWARNAAN SEDERHANA "
NAMA : DIRAYANTI EMBONG BULAN
NIM : PO.71.3.203.11.1.06
KELAS : B
POLTEKKES KEMENTERIAN
KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pewarnaan
sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Melihat dan
mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu
tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut
maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat
terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu teknik pewarnaan sel bakteri
ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi.
Prinsip
dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari
bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadi ikatan
ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada
pewarna. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan
pewarna basa.
Pewarna
asam dapat tejadi karena bila senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi
pH mendekati netral dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif, sehingga
pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel, maka sel
tidak berwarna. Pewarna asam ini disebut pewrna negatif. Contoh pewarna asam misalnya
: tinta cina, larutan Nigrosin, asam pikrat, eosin dan lain-lain.
Pewarnaan
basa bisa terjadi bila senyawa pewarna bersifat positif, sehingga akan diikat
oleh dinding sel bakteri dan sel bakteri jadi terwarna dan terlihat. Contoh
dari pewarna basa misalnya metilin biru, kristal violet, safranin dan
lain-lain.
Teknik pewarnaan asam basa ini hanya menggunakan satu jenis senyawa pewarna, teknik ini disebut pewarna sederhana. Pewarnaan sederhana ini diperlukan untuk mengamati morfologi, baik bentukmaupun susunan sel. Teknik pewarnaan yang lain adalah pewarnaan diferensial, yang menggunakan senyawa pewarna yang lebih dari satu jenis. Diperlukan untuk mengelompokkan bakteri misalnya, bakteri gram positif dan bakteri gram negatif atau bakteri tahan asam dan tidak tahan asam. Juga diperlukan untuk mengamati struktur bakteri seperti flagela, kapsula, spora dan nukleus.
Teknik pewarnaan asam basa ini hanya menggunakan satu jenis senyawa pewarna, teknik ini disebut pewarna sederhana. Pewarnaan sederhana ini diperlukan untuk mengamati morfologi, baik bentukmaupun susunan sel. Teknik pewarnaan yang lain adalah pewarnaan diferensial, yang menggunakan senyawa pewarna yang lebih dari satu jenis. Diperlukan untuk mengelompokkan bakteri misalnya, bakteri gram positif dan bakteri gram negatif atau bakteri tahan asam dan tidak tahan asam. Juga diperlukan untuk mengamati struktur bakteri seperti flagela, kapsula, spora dan nukleus.
Teknik
pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan kecermatan
bekerja serta mengikuti aturan dasar yang berlaku yakni sebagai berikut:
mempersiapkan kaca obyek. Kaca obyek ini harus bersih dan bebas lemak, untuk membuat apusan dari bakteri yang diwarnai. Mempersiapkan apusan, apusan yang baik adalah yang tipis dan kering, terlihat seperti lapisan yang tipis.
Apusan ini dapat berasal dari biakan cair atau padat. Biakan Cair. Suspensi sel sebanyak satu atau dua mata jarum inokulasi diletakkan pada kaca obyek. Lalu diapuskan pada kaca obyek selebar ... cm. Biarkan mengering diudara atau diatas api kecil dengan jarak 25 cm.
mempersiapkan kaca obyek. Kaca obyek ini harus bersih dan bebas lemak, untuk membuat apusan dari bakteri yang diwarnai. Mempersiapkan apusan, apusan yang baik adalah yang tipis dan kering, terlihat seperti lapisan yang tipis.
Apusan ini dapat berasal dari biakan cair atau padat. Biakan Cair. Suspensi sel sebanyak satu atau dua mata jarum inokulasi diletakkan pada kaca obyek. Lalu diapuskan pada kaca obyek selebar ... cm. Biarkan mengering diudara atau diatas api kecil dengan jarak 25 cm.
Biakan Padat.
Bakteri yang dikultur pada medium padat tidak dapat langsung dibuat apusan
seperti dari biakan cair, tapi harus diencerkan dulu. Letakkan setetes air pada
kaca obyek, lalu dengan jarum inokulasi ambil bakteri dari biakan padat,
letakkan pada tetesan air dan apusan. Biarkan mengering diudara. Fiksasi dengan
pemanasan. Apusan bakteri pada akaca obyek bila tidak diletakkan secara kuat,
dapat terhapus pada waktu proses pewarnaan lebih lanjut. Proses peletakan
apusan pada kaca obyek dapat dilakukan diantaranya dengan cara memanaskan
diatas api.
Struktur di dalam sel pada tempat-tempat yang
dibentuk oleh spesies ini, disebut endospora. Endospora dapat bertahan hidup
dalam keadaan kekurangan nutrien, tahan terhadap panas, kekeringan, radiasi UV
serta bahan-bahan kimia. Ketahanan tersebut disebabkan oleh adanya selubung
spora yang tebal dan keras. Sifat-sifat ini menyebabkan dibutuhkannya perlakuan
yang keras untuk mewarnainya. Hanya bila diperlukan panas yang cukup, pewarna
yang sesuai dapat menembus endospora. Tetapi sekali pewarna memasuki endospora,
sukar untuk dihilangkan. Ukuran dan letak endospora di dalam sel merupakan
ciri-ciri yang digunakan untuk membedakan spesies-spesies bakteri yang
membentuknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur
warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.
Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam
encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan
terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam,
dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies.Teknik pewarnaan warna
pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan sederhana,
pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian
warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan
tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi,
dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di
antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan
diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari
sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan
ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
I.2.1 Maksud
Maksud dari
praktikum adalah agar mahasiswa :
1. Mengetahui
prosedur pewarnaan sederhana
2. Mengetahui
bentuk – bentuk dari bakteri
I.2.2Tujuan
Tujuan dari
praktikum ini adalah agar mahasiwa mampu :
1. Membuat
sediaan untuk pewarnaan sederhana
2. Melakukan
proses pewarnaan sederhana
3. Mengamati
bentuk bakteri pada preparat di bawah mikroskop
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme
yang ada di ala mini mempunyai morfologi, struktur dan sifat sifat yang khas,
begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hamper tidak berwarna dan
kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut di suspensikan. Salah satu
cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi
adalah dengan metode pengecetan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi
untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel
bakteri melaluiserangkaian pengecetan (jimmo,2008)
Sel bakteri dapat teramati dengan jelas
jika digunakan mikroskop dengan perbesaran 100x10 yang ditambah minyak imersi.
Jika dibuat preparat ulas tanpa pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat.
Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas sel bakteri dengan menempelkan zat warna
ke permukaan sel bakteri. Zat warna dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya,
sehingga kontras sel bakteri dengan sekelilingnya ditingkatka. Zat warna yang
digunakan bersifat asam atau basa. Pada zat warna basa, bagian yang berperan
dalam memberikan warna disebut kromofor dan mempunyai muatan positif.
Sebaliknya pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna
memiliki muatan negatif. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan
negatif banyak banyak ditemukan pada permukaan sel. Contoh zat warna asam
antara lain Crystal Violet, Methylene Blue, Safranin, Base Fuchsin, Malachite
Green dll. Sedangkan zat warna basa antara lain Eosin, Congo Red dll (Irawan,
2008).
Kebanyakan
bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan –pewarnaan sederhan Karena sitoplasmanya
bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan
untuk pewarnaan sederhan umumny bersifat alkalin
(komponen kromoforiknya bermuatan
positif).faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteriyaitu fiksasi,
pelutur warna, substrat, intensifikasi, pewarnaan dan penggunaan warna
penuttup. Suatu preparat yang sudah menyerap zat warna, kemudian dicuci dengan
asam encer maka zat warna terhapus. Sebaliknya terdapat juga preparat yang
tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri ini di sebut bakteri tahan asam, dan
ini merupakan cirri khas bagi suatu spesies (dwidjoseputro, 1994)
Langkah-langkah utama dalam
persiapan spesimen mikroba untuk pemeriksaanmikroskopikadalah:
-Penempatan olesan atau lapisan specimen pada kaca objek.
-Fiksasi olesan pada kaca objek.
-Aplikasi pewarna tunggal (pewarnaan sederhana) atau serangkaian larutan pewarna atau reagen (Pelczar, 1986).
-Penempatan olesan atau lapisan specimen pada kaca objek.
-Fiksasi olesan pada kaca objek.
-Aplikasi pewarna tunggal (pewarnaan sederhana) atau serangkaian larutan pewarna atau reagen (Pelczar, 1986).
Pada umumnya, olesan bakteri terwarnai
mengungkapkan ukuran, bentuk, susunan dan adanya struktur internal seperti spora
dan butiran zat pewarna khusus diperlukan untuk melihat bentuk kapsul ataupun
flagella, dan hal-hal terperinci tertentu di dalam sel. Zat pewarna adalah
garam yang terdiri atas ion positif dan ion negatif, yang salah satu
diantaranya berwarna (Volk dan Whleer, 1998).
BAB III
ALAT, BAHAN DAN METODE KERJA
III.1 Alat
Ø
Ose
Ø
Objek glss
Ø
Spritus + korek api
Ø
Mikroskop
Ø Jembatan
pewarnaan
III.2 Bahan
Ø Methylen
blue
Ø Oil
emersi
Ø ()Biakan
bakteri
III.4 Metode Kerja
1. Sediakan
objek glass yang bebas dari lemak dengan jalan dilewatkan di atas nyala api
Bunsen 2-3 kali.
2. Dengan
ose steril, di ambil biakan bakteri satu atau dua mata ose, di etakkan di atas
objek glass dengan putaran satu arah (melingkar atau searah jarum jam).
3. Sediaan
dikeringkan di udara
4. Setelah
kering, kemudian difiksasi dengan cara dilewatkan di atas nyala api sebanyak 3x
5. Sediaan
siap untuk di warnai
6. Sediaan
kemudian di letakkan di atas bak pewarnaan
7. Sediaan
ditetesi dengan zat warna (methylen blue), kemudiaan di diamkan 2-3 menit.
8. Zat
warna dibuang, dengan cara di bilas dengan air
9. Prepaat
kemudian dikeringkan
10. Setelah
kering, preparat siap diamati dengan pembesaran objektif 100x menggunakan oil
emersi

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
IV.1
HASIL PENGAMATAN

















Ket
Gambar : Ditemukan bakteri bentuk coccus.
1V.2 PEMBAHASAN
Pewarnaan
sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Berbagai macam tipe
morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan
dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya
digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan
pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan
basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya
bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).
Pada
pewarnaan sederhana, bakteri diwarnai oleh reagen tunggal. Pewarnaan dasar
dengan kromogen (zat warna) muatan positif disarankan selama asam nukleat
bakteri dan komponen dinding sel membawa muatan negative yang menyerap dengan
kuat dan mengikat kation kromogen perlu diperhatikan lamanya waktu pewarnaan
tergantung pada jenis pewarnaan yang digunakan. Misalnya methilen blue terserap
selama 2-3 menit, dengan demikian bakteri yang terdapat pada sampel akan
menyerap zat warna yang diberikan. Pengecetan sederhan digunakan untuk
memperlihatka atau memperjelas kontras antara sel dan latar belakannya sehingga
dapt mempertajam bentuk dari sel-sel mikroba itu sendiri, dengan cara mewarani
sel-sel mikroba dengan zat warna khususnya warna Kristal violet.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan di bawah mikroskop, maka
dapat disumpulkan bahwa pada sampel tersebut ditemukan bakteri bentuk cocus,
berwarna biru.
V.2 Saran
Adapun saran sehubungan dengan pelaksaanaan
praktikum, khususnya ditujukan bagi mahasiswa bahwa :
·
Di harapkan kepada seluruh mahasiswa,
selama praktikum berlangsung agar bersungguh-sungguh dalam melakukan praktikum.
·
Di harapkan kepada seluruh makasiswa,
selama dalam ruang praktikum menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro,D.,1989.Dasar-Dasar Mikrobiologi.Malang:
Djambatan.
Irawan,
2008. Teknik Pewarnaan Mikroba.http://wordbiology.wordpress.com.
Jimmo.,2008,Http://Pembuatan Preparat Dan Pengecetannya_Blog
Pelczar, M. W., 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. UI Press. Jakarta.
Volk, W. A. dan Margareth F. W., 1998. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar